Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

HEMOGLOBIN-ANEMIA


AnemiaAnemia berasal dari bahasa Yunani yang berarti tanpa darah. Yang dimaksud dengan anemia adalah  keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya
dikeluarkan saat bernafas.
Bila kita mengalami anemia, maka transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi. Orang yang mengalami anemia akan merasa cepat lelah, lemas, pucat, gelisah dan terkadang sesak. Apabila dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah, maka angka Hb kurang dari normal.
Ambang batas normal kadar hemoglobin berbeda dari segi usia maupun jenis kelamin. Ambang batas normal sebagai berikut  :
Anak Balita                                         : 11 g%
Anak Sekolah                                      : 12 g%
Wanita dewasa                                    : 12 g%
Laki-laki dewasa                                 : 13 g%
Ibu hamil dan menyusui eksklusif      : 11 g%
Beberapa penyebab anemia yang paling sering ditemukan diantaranya
1. Kekurangan zat besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekeruangan zat besi dalam makanan sehari-hari berkelanjutan dapat menimbulkan anemia gizi atau yang dikenal masyarakat dengan penyakit kurang darah. Anemia gizi besi ini tertama banyuak diderita oleh wanita hamil, wanita menusui dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati.
Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui yang menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif tinggi daripada kelompok lain.
Kelompok lain rawan anemia gizi besi adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga berpenghasilan rendah
2. Perdarahan
Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.
3. Genetik (thalasemi)
Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.
4.Kekurangan vitamin B12
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
5. Kekurangan asam folat
Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang hamil
6. Pecahnya dinding sel darah merah
Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai penyebab  anemia jenis ini.
7. Gangguan sumsum tulang belakang
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena metastase sel kanker dari tempat lain
Prinsip diet pada penderita anemia adalah Tinggi Energi Tinggi Protein. Jadi bukan hanya kuantitas atau jumlah yang diperhatikan tetapi kualitas atau mutunya harus diperhatikan.
Bila mengalami anemia karena kekurangan zat gizi seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12 maka kita harus memperbaiki konsumsi kita sehari-hari. Mulai makanlah aneka ragam makanan terutama yang kaya akan zat besi, asam folat dan vitamin B 12 dan bila perlu mengkonsumsi suplemen zat gizi tersebut. Misalnya suplemen besi diberikan kepada penderita  anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa.
Makanan yang kaya akan zat besi, asam folat dan vitamin B sangat banyak kita temui di lingkungan sekitar kita atau di pasar. Sumber utama zat besi adalah pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran yang berwarna hijau tua, misalnya daging berwarna merah, sayuran hijau, sereal, roti gandum berserat kasar, tempe.
Hanya saja kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe/zat besi adalah rendahnya tingkat penyerapan zat besi di dalam tubuh, terutama sumber zat besi nabati. Sumber zat besi nabati hanya diserap 1-2%, sedangkan tingkat penyerapan zat besi makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa zat besi Fe pangan asal hewani lebih mudah diserap dari pada zat besi pangan asal nabati.
Oleh karena itu dalam menu kita sehari-hari, sekali lagi usahakan keanekaragaman konsumsi makanan terutama untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Misalnya ada menu pangan hewani seperti daging, telur, ikan dan juga makanan sumber vitamin C, vitamin A, zink dll yang meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sumber asam folat antara lain : sayuran hijau gelap, kacang-kacangan, biji-bijian dan buah segar.
Sumber vitamin B12 atau kobalamin hanya terdapat pada bahan makanan hewani seperti  hati, ginjal, daging, ikan segar. Tempe juga mengandung vitamin B12, walaupun kacang kedelai tidak mengandung vitamin tersebut. Hal ini disebabkan pada saat proses pembuatan tempe, vitamin B 12 disintesis.
kita tidak boleh banyak minum teh karena akan menghambat penyerapan zat besi karena di dalam teh terkandung tanin dan kafein. Zat-zat stimulan yang terdapat dalam kafein pada teh meninggalkan kerak pada dinding usus, sehingga menghambat rantai produksi enzim-enzim dalam pencernaan. Tanin dalam teh bila terisolasi air panas akan menghasilkan asam galat. Senyawa ini dalam pencernaan juga akan melapisi dinding usus sementara, sehingga absorbsi makanan tidak terjadi/minimal. Asam galat biasanya mengambang di atas permukaan teh dan bisa kita lihat jelas pada teh tubruk. Tanin dan kafein sama-sama menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena itu bila dikonsumsi terlalu banyak dan konsumsi makanan tidak seimbang maka akan mengakibatkan anemia.
beberapa tips bila kita ingin menikmati teh :
* Jangan Minum Teh pada saat atau sesudah makan. Sebab zat gizi terkandung dalam makanan akan dinetralisir oleh teh.
* Jangan minum teh pada saat perut Anda kosong, terutama teh fermentasi. sebab kafein akan merangsang produksi asam lambung sehingga membuat perut Anda sakit. Jadi, usahakan isi dahulu perut Anda dengan makanan atau buah-buahan sebelum meminumnya.
* Sebaiknya jangan menggabungkan sayuran yang banyak mengandung mineral dengan meminum teh.
* Menambahkan lemon dalam cangkir teh, karena memberikan astringent effect atau pelindung bagi pencernaan kita, berkat asam sitrat yang terkandung dalam lemon akan mencegah timbulnya kerak di dinding usus.
Tetapi, teh yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti camomile, peppermint, lemon blossom tidak mengandung kafein sama sekali. Teh ini dapat dipilih untuk dikonsumsi sehari-hari.
Untuk green tea walaupun mengandung kafein, tetapi juga mengandung beberapa vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.
Jadi apabila anda minum lebih dari 3 gelas teh sehari, harus diketahui, teh apa yang anda minum. Apabila teh yang berasal dari daun teh, maka hati-hati dapat mengandung kafein lebih dari 250 mg dalam 3 gelas nya. Tetapi apabila teh nya berasal dari herbal (dari campuran rempah-rempah dan tumbuh-tumbuhan), maka tidak ada kandungan kafeinnya (atau sedikit sekali).
Jadi kuncinya adalah pilihlah teh yang mengandung kadar kafein sesedikit mungkin atau tidak mengandung kafein sama sekali.
cara kita supaya terhindar dari anemia :
  1. Konsumsilah nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk menjamin terpenuhnya zat-zat gizi. Perhatian khusus perlu diberikan bagi terpenuhinya kebutuhan zat besi.
  2. Hindari minum teh, kopi, dan cokelat berdekatan dengan waktu makan. Minuman itu mengandung zat pitat dan tanin yang menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh
  3. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan. Hal ini untuk menghindari adanya infeksi cacing yang juga dapat menyebabkan anemia
  4. Bila tidak dapat menjamin pemasukan zat besi melalui makanan yang diberikan sehari-hari, maka dapat dipertimbangkan pemenuhan zat besi, vitamin B12 dan asama folat dari luar, seperti mengkonsumsi food suplemen.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar